إياك نعبد وإياك نستعين
HANYA KEPADAMU KAMI MENYEMBAH
DAN HANYA KEPADAMU KAMI MOHON PERTOLONGAN
Kami meyakini dengan sepenuh hati bahwa pada
dasarnya dalam hal memohon pertolongan, meminta, memanggil, dan memohon
seluruhnya kepada Allah SWT. Dialah Dzat yang memberi pertolongan, bantuan dan
yang mengabulkannya.
Allah berfirman :
ولاتدع من دون الله ما لاينفعك ولايضرك فإن فعلت فإنك إذا من
الظالمين وإن يمسسك الله بضر فلا كاشف له إلا هو .
فابتغوا عند الله الرزق واعبدوه
ومن أضل ممن يدعو من دون الله من لايستجيث له إلى يوم القيامة
أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء
Ibadah dalam segala variasinya harus diarahkan kepada Allah
semata. Tidak boleh ada sedikitpun yang diarahkan kepada selain Allah, siapapun
ia.
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له
وبذلك أمرت وأنا من المسلمين
Nadzar, do’a, menyembelih binatang, memohon pertolongan,
memohon perlindungan, memohon bantuan, bersumpah semua hanya boleh diarahkan
karena dan kepada Allah. Dan kepasrahan juga hanya kepada-Nya. Maha suci dan
maha tinggi Allah dari segala apa yang dipersekutukan orang-orang msuyrik.
Kami meyakini bahwa Allah adalah pencipta
makhluk dan segala aktivitas mereka. Tidak ada selain Allah yang bisa
memberikan pengaruh, baik yang hidup atau mati. Siapapun tidak bisa turut andil
bersama Allah dalam bertindak, meninggalkan, memberi rizki, menghidupkan dan
mematikan. Tidak ada satu pun makhluk mampu untuk mengerjakan atau meninggalkan
sesuatu secara independen tanpa seizin Allah atau mampu berpartisipasi bersama
Allah atau taraf yang lebih rendah dari berpartisipasi.
Pengatur alam semesta cuma Allah SWT. Siapapun tidak dapat memiliki
sesuatu kecuali jika diberi Allah dan diizinkan untuk mengaturnya. Seseorang
tidak memiliki kemampuan memberi manfaat, bahaya, kematian, kehidupan dan
kebangkitan untuk dirinya apalagi orang lain kecuali apa yang telah dikehendaki
Allah atas izin-Nya. Berarti, memberi manfaat dan bahaya diberi batasan dengan
ketentuan ini. Hal-hal di atas bisa dikaitkan terhadap makhluk dari aspek
sebagai penyebab dan pelaku bukan dari aspek penciptaan, pembuatan, faktor atau
pemberi kekuatan. Kaitan ini bersifat majazi bukan kaitan sesungguhnya. Namun
manusia berbeda-beda dalam mengungkapkan hal-hal ini. Sebagian berlebihan dalam
penggunaan majaz hingga jatuh dalam kekaburan lafadh yang ia bersih darinya dan
hatinya tetap selamat dan mantap dalam kesempurnaan tauhid dan pensucian terhadap
Allah.
Sebagian orang ada yang berpegang teguh dengan
pengertian hakiki, secara ekstrim sampai keluar dari batas moderat ke taraf
mempersulit dan memperberat serta bersikap buruk kepada manusia dengan
memperlakukan mereka berlawanan dengan keyakinannya dan mengarahkan ucapannya
di luar kehendaknya, memaksanya dengan sesuatu yang tidak diinginkannya, dan
memvonisnya dengan sesuatu yang mereka bersih darinya. Seharusnya sikap moderat
dan menjauhi tindakan ekstrim wajib ditampilkan, karena sikap semcam ini lebih
menyelamatkan agama dan lebih berhati-hati dalam melindungi kedudukan tauhid. Waallu
a’lam.
Ibnu Taimiyyah telah menyebutkan ringkasan yang
singkat dan berguna dalam menjelaskan hal-hal yang spesifik buat Allah, yang
isinya persis dengan apa yang kita yakini dan kita beragama kepada Allah
dengannya. Karena akidah kita adalah akidah salaf dan jalan yang kita tempuh
adalah jalan Muhammad, dan kami mengatakan apa yang diucapkan oleh Ibnu
Taimiyyah.
Ibnu Taimiyyah menyatakan bahwa Allah telah
menjadikan hak untuk dirinya yang tidak bisa dipersekutukan oleh makhluk.
Ibadah dan berdoa tidak layak kecuali kepada Allah, tawakkal hanya kepada-Nya,
cinta dan takut hanya kepada-Nya, tidak ada tempat berlindung dan tempat
selamat kecuali kepada-Nya, tidak ada yang memberikan kebaikan dan meniadakan
keburukan kecuali Dia, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat Allah.
ولاتنفع الشفاعة عنده إلا لمن أذن له
من ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه
إن كل من في السموات والأرض إلا آتي الرحمن عبدا ، لقد أحصاهم
وعدهم عدا ، وكلهم آتيه يوم القيامة فردا
ومن يطع الله ورسوله ويخش الله ويتقه فأولئك هم الفائزون
Allah menjadikan taat hanya kepadanya dan takut serta takwa
juga hanya kepadanya semata. Demikian pula dalam firman Allah :
ولو أنهم رضوا ما آتاهم الله ورسوله وقالوا حسبنا الله
سيؤتينا الله من فضله ورسوله إنا إلى الله راغبون
Memberi bisa dari Allah dan Rasul, tetapi kalau tawakkal maka
hanya kepada Allah semata dan cinta juga hanya kepada-Nya semata.
Demikian kutipan dari Al Fataawaa vol. XI hlm.
98.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar